Adab Bertaubat

Manusia merupakan gudang kesalahan. Tidak ada seorangpun di dunia ini, yang luput dari hal tersebut, kecuali para Nabi dan Rasul yang memang maksum dari segala dosa. Namun, walaupun demikian, sebaik-baiknya orang yang berdosa adalah mereka yang bertaubat sebagaimana yang dijelaskan dalam Hadits Rasulullah Saw..

Menyegerakan taubat kepada Allah Swt. dari segala dosa adalah kewajiban setiap muslim. Al Quran telah menyebutkan banyak sekali ayat yang menunjukkan hal itu, begitu juga dengan hadits Nabi Saw. dan ijma’ para ulama.
Agar taubat kita diterima, tentu terdapat beberapa tata cara dan adab yang harus diperhatikan. Diantaranya adalah sebagai berikut: 

Ikhlas
Tatubat yang kita laksanakan haruslah hanya karena Allah Swt. semata, bukan karena takut akan hukuman dunia. Faktor utama penyebab kita bertaubat haruslah untuk melaksanakan perintah Allah Swt., mengharapkan ridho-Nya dan takut akan hukuman dari-Nya. Sesuai dengan firman Allah Swt.: "…dan bertaubatlah kamu sekalian hai orang-orang beriman agar kamu beruntung." (QS: An-Nur, 31) dan dalam ayat lain Allah Swt. berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah depada Allah dengan taubat yang semurni-murninya…" Dan sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa niat yang ikhlas adalah syarat utama diterimanya sebuah amalan.

Bertaubat atas segala dosa yang pernah dilakukan
Bertaubat kepada Allah Swt. haruslah atas segala dosa yang pernah kita lakukan, baik itu yang disengaha ataupun tidak. Merupakan hal yang tidak lazim jika kita bertaubat hanya atas sebagian dosa dan terus melaksanakan sebagian yang lain, karena bukti kesungguhan kita dalam bertaubat adalah memohon ampun serta menyesali segala kesalahan yang telah diperbuat.

Bertaubat pada waktu yang diterima
Hendaknya dalam bertaubat kita memperhatikan waktu yang telah dianjurkan agar taubat kita diterima. Secara umum, kita dianjurkan untuk bertaubat selama kita masih hidup, karena jika seseorang sedang dihadapkan pada kematian, maka pada saat itu tidaklah diterima taubat baginya. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al Quran : “Tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan yang hingga apabila datang ajal kepada seseorang diantara mereka barulah ia mengatakan sesungguhnya saya bertaubat sekarang…” (QS: An Nisa, 18).
Selain itu, kita juga diberi waktu oleh Allah Swt. untuk bertaubat, selama matahari belum terbit dari barat sebagai tanda datangnya hari kiamat. Karena pada hari itu, ditutuplah semua pintu taubat bagi manusia, dan pada hari itu pula tidak akan diterima iman seseorang apabila ia belum beriman sebelumnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan “Barang siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, maka akan diterima taubatnya.”

Bersegera dalam bertaubat
Begitu cantiknya setan bermain-main dengan perasaan. Diantara tipu daya yang selalu digunakan untuk menggoda manusia adalah, membuat mereka menunda-nunda keinginan untuk bertaubat hingga datang ajal yang telah ditetapkan, dan akhirnya mereka meninggal dalam keadaan tidak bertaubat. Untuk menghindari hal itu, haruslah kita menyegerakan diri dalam bertaubat selagi kita memiliki kesempatan untuk melakukannya. Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan yang kemudian dia bertaubat dengan segera. Maka merekalah yang diterima oleh Allah taubatnya…” (QS: An Nisa, 17).

Menyesal dan bertekad untuk tidak kembali melakukan kesalahan
Salah satu kunci diterimanya taubat adalah menyesali segala meksiat yang pernah dilakukan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dikatakan: “Penyesalan adalah taubat.” Selain itu, seseorang yang ingin bertaubat juga diharuskan berazam untuk tidak mengulangi kesalahannya. Dua hal ini merupakan syarat sah taubat yang harus dipenuhi. Hal ini dijelaskan dengan gamblang dalam surat Ali Imran ayat 135 – 136.

Mengganti kesalahan dengan kebajikan
Setelah bertaubat kepada Allah Swt., seseorang dianjurkan untuk mengganti kesalahannya dengan perbuatan baik karena sebagaimana yang diterangkan dalam surat Hud aya 114 “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapus (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” Begitu juga dapat kita temui hal serupa dalam hadits-hadits Nabi Saw.. Jikalau seseorang bertaubat atas dusta yang pernah ia lakukan, maka hendaknya ia menggantinya dengan selalu berkata jujur, begitu juga dengan yang lainnya.

Bertaubat dengan hati, lisan dan seluruh anggota badan
Hendaklah seorang hamba betaubat dengan hatinya yaitu dengan cara menyesali segala kesalahan yang telah diperbuat. Begitu juga dengan lisannya yaitu dengan cara beristighfar kepada Allah Swt.. dan hendaknya ia menjaga seluruh anggota tubuhnya untuk tidak kembali melaksanankan maksiat yang pernah dilakukan.

Memperbaharui taubat setiap waktu
Manusia merupakan makhluk yang lemah. Tidak sedikit dari orang-orang yang bertaubat kembali terjebak dalam kubangan maksiat. Maka, selalu bertaubat dan memohon ampun dari Yang Maha Kuasa merupakan hal yang dianjurkan bagi setiap insan. Hal ini tentunya perlu disertai dengan kewaspadaan yang lebih tinggi dalam menjaga diri dan membentenginya dari godaan setan yang terkutuk. Wallahu a’lam.

Posted by Abu Nashar Bukhari | Pada Minggu, Februari 21, 2010

0 komentar:

Posting Komentar